Arsip Tag: Ibadah Harian

Cawan Keselamatan


PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI BE No. 267: 1. O TUHAN SULINGKIT MA AU
O Tuhan sulingkit ma au Sondangi rohangku tangkas
Gogongku soada di au, tu Ho au paringgas, tu Ho au padonok, di Ho nama au!

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Yohanes 13:31-35
▪ Malam : Mazmur 116:1-9

RENUNGAN
Matius 26:39b
Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

Cawan Keselamatan

Membayangkan akan terjadinya suatu penderitaan dalam hidup kita sungguh mendatangkan rasa takut yang mendalam sehingga kita ingin menghindarinya. Sebagai contoh kecil, ada banyak orang menolak untuk divaksin Covid-19 hanya karena takut disuntik walaupun itu diperuntukkan untuk kesehatannya sendiri. Pertanyaannya, adakah seseorang bersedia melalui sebuah penderitaan dalam hidupnya tanpa alasan benar? Tentu jawabannya tidak ada. Seorang Ibu sedia menderita saat melahirkan tentu karena ada alasan bahwa dia akan memberikan keturunan dan membahagiakan hatinya.

Perjuangan Yesus saat akan menghadapi penyaliban tentu tidak sama dengan saat seorang Ibu yang akan melahirkan. Saat itu situasi dikuasai oleh hukum Romawi dan pemberlakuan hukuman-hukuman bahkan dengan cara sadis bila seseorang diketahui melakukan kejahatan atau bertentangan dengan penguasa dan Imam. Hukuman rajam, disiksa dan digantung di kayu salib merupakan hukuman yang siap menanti orang yang melakukan kejahatan berat atau bertentangan dengan Raja. Letak permasalahannya adalah, Yesus datang justru menyampaikan berita tentang kerajaan Allah dan rahasia keselamatan, yang bertentangan dengan Imam Besar dan Raja. Allah sesungguhnya tidak menginginkan kematian orang berdosa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Oleh karena itu Yesus dipaksa untuk berhenti menyampaikan rahasia Kerajaan Allah dan keselamatan itu. Ia difitnah, disiksa dan diancam untuk disalib. Inilah cawan penderitaan itu. Namun Yesus memilih untuk mengikuti kehendak Allah Bapa-Nya, walau harus melalui penyaliban sekalipun, dari pada berhenti menyampaikan berita keselamatan itu. Kini cawan penderitaan itu sudah berubah menjadi cawan keselamatan. Pesan keselamatan inilah yang menjadi alasan mengapa Yesus sedia menerima cawan penderitaan itu. Masihkah ada yang ragu bahwa Keselamatan itu adalah milik orang yang percaya kepada Kristus Yesus? Salib Kristus telah membuktikan bahwa keselamatan itu adalah kehendak Bapa di surga untuk semua manusia, milikilah. Amin.

BERDOA
▪ Ibadah Minggu
▪ Orang tua yang berhikmat
▪ Anak sekolah

BERNYANYI KJ. No. 10: 2, PUJILAH TUHAN, SANG RAJA
Pujilah Tuhan, segala kuasa pada-Nya! Sayap kasih-Nya yang aman mendukung anak-Nya! Tiada terp’ri yang kepadamu di’bri tidakkah itu kau rasa?

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.

Iklan

DIANGKAT MENJADI ANAK ALLAH


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE. 492 : 1 Na Mora Tutu
Na mora tutu, sangap Damang i, Ibana nampuna sude arta i. Nang sere, nang perak, nang hepeng sude, Tapuji Ibana, unduk hita be. AnakkonNa do au, AnakkonNa do au, Dibaen Tuhan Jesus, anakkonNa do au.

PEMBACAAN FIRMAN
Why. 13.11-14.5 (Pagi) Hab. 2.1-5 (Malam)

RENUNGAN HARIAN, Kamis 14 Desember 2017
Galatia 4:6
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

DIANGKAT MENJADI ANAK ALLAH
Dosa membuat hubungan manusia dengan Allah terputus, hidup menderita dan mati dan terkutuk (Rm 6:23). Tetapi Tuhan tidak menginginkan manusia mati karena dosanya. Dia mengutus anak-Nya untuk menebus manusia dari dosa. Jadi kita yang sudah ditebus bukan lagi hamba dosa, tetapi sudah diangkat menjadi anak Allah, karena itulah kita memanggil Allah sebagai sebutan: “Ya Abba, Ya Bapa.”

Kata Abba adalah bahasa Aram yaitu kata yang mesra untuk menggambarkan hubungan yang akrab, intim antara seorang anak dengan ayahnya, merasa tidak takut kalau sudah bersama dengan ayahnya, karena ada tanggung-jawab ayahnya untuk mengajar, membimbing, melindungi dari segala mara bahaya, tetapi tidak melupakan perasaan hormat sama ayahnya. Demikian jugalah kita yang sudah diangkat menjadi anak Allah tidak takut lagi menjalani hidup kita, karena ada yang setia menolong dan melindungi kita. Dia tidak melihat status, apakah orang kaya atau miskin, apakah pejabat atau rakyat bisa, siapa saja yang percaya berhak menjadi anak Allah. Kita tidak lagi seorang hamba tapi anak, itupun adalah anugerah Allah dalam Kristus, yang berhak menjadi waris kerajaan Bapa. Seorang hamba bekerja untuk mendapatkan upah dan tidak akan pernah memperoleh status sebagai anak dan ahli waris dari keluarga itu. Inilah yang menjadi sukacita besar bagi kita sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, marilah kita menyerahkan hidup kita kepada Allah, agar Allah setia menyertai, menolong, dan menguatkan kita untuk melawan segala kuasa-kuasa dunia ini dan menyelesaikan segala pergumulan dan penderitaan yang kita alami. Untuk itu marilah kita dengan setia berdoa dan rajin selalu berseru dan memanggil nama-Nya karena Dia adalah Bapa kita, dan kita adalah anak-Nya. Amin.

BERDOA

BERNYANYI – KJ-413:1 Tuhan Pimpin Anakmu
Tuhan pimpin anakmu, agar tidak tersesat. Akan jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat. Tuhan, pimpin, arus hidup menderas, agar jangan ku sesat, pegang tanganku erat.

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin

HASILKANLAH BUAH SESUAI PERTOBATAN


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE-248:2- SALELENG HO DI TANO ON
Sai songon hau na denggan ho,
ramos parbue nii.
Bulungna pe na uli do, antong sai tiru i.

PEMBACAAN FIRMAN
Wahyu 5:11-6:8 (Pagi) Mikha 2:1-13 (Malam)

RENUNGAN HARIAN, Sabtu 02 Desember 2017
Lukas 3:8a
“Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.”

HASILKANLAH BUAH SESUAI PERTOBATAN
Di saat menanam sebuah pokok pohon kita selalu mengharapkan agar pohon itu memberikan hasil yang baik, yaitu dari buahnya (Luk.6:44). Untuk mendapatkan hasil itu kita menyiram, memupuk dan melakukan hal yang lainnya agar hasil maksimal, ternyata pohon itu hanya daunnya yang lebat tanpa menghasilkan buah sama sekali. Ini dapat mengecewakan kita, dan mungkin saja kita akan menebangnya. Demikian juga dengan apa yang terjadi dalam cerita Alkitab tentang apa yang dilakukan Yesus terhadap pohon yang tidak menghasilkan buah (Luk.13:7, Yoh.15:2).

Pohon adalah gambaran dari hidup orang Kristen, di mana buah yang dihasilkan adalah karakter kehidupan yang baik. Buah itu dihasilkan dari pertobatan di dalam hidup yang ditunjukkan dalam tindakan sehari-hari (Kis.26:20; Luk.3:8-14). Pertobatan adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang menjadi berkat bagi sesama. Dengan demikian buah itu dapat ditunjukkan hanya jika kita telah hidup dan tinggal di dalam Kristus (Mat.3:8; Yoh.15:2,4), di mana kita telah bertobat dan meninggalkan segala kejahatan kita dan masuk dalam kebaikan yang diberikan oleh Kristus di dalam penebusannya. Buah yang baik dapat kita tunjukkan dari tanggung jawab kita di dalam ibadah dan demikian juga di dalam pekerjaan sehari-hari dengan cara kita selalu berusaha untuk melakukan segala sesuatu dengan disiplin, mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan tanggung jawab kita, mengerjakan segala sesuatu sebagai cara kita untuk melayani Tuhan Allah. Tuntunan Tuhan Allah di dalam menghasilkan buah yang baik sangatlah kita perlukan, sehingga untuk memberikan buah yang baik haruslah kita mulai dari hubungan kita dengan Tuhan Allah. Selamat berbuah. Amin.

BERDOA

BERNYANYI KJ-424:4- YESUS MENGINGINKAN DAKU
Aku ingin bersinar dan melayani-Nya, hingga di sorga ‘ku hidup senang bersama-Nya. Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus
Bersinar, bersinar, aku bersinar terus.

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin

RENDAH HATI


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE-227:2- JESUS NGOLU NI TONDINGKU
Lam tangkas ma patuduhon tu au on panghophopMi. Asa i huhalungunhon, hot ma au di lambungMi

PEMBACAAN FIRMAN
Wahyu 4:9-5:10 (Pagi) Zakharia 14:1-9 (Malam)

RENUNGAN HARIAN, Jumat 01 Desember 2017
Amsal 16.18
“Kecongkakan mendahului kehancur-an, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”

RENDAH HATI
“Takut akan Tuhan” adalah inti sari pengajaran yang diberikan oleh Raja Salomo di dalam kitab Amsal. Salah satu bentuk rasa “Takut akan Tuhan” adalah kerendahan hati. Ada beberapa hal positif yang dihasilkan oleh kerendahan hati, yaitu: menghargai segala sesuatu yang diberikan Tuhan di dalam hidupnya, disiplin dalam waktu dan pekerjaan, menerima pendapat orang lain. Kerendahan hati mampu menjadikan orang sukses, karena kerendahan hati memunculkan rasa yang mau belajar dari setiap keadaan. Sedangkan kecongkakan dan tinggi hati akan menjadikan seseorang tidak mampu untuk belajar dan pada akhirnya tidak berkembang.

Apa yang menjadikan seseorang menjadi congkak atau tinggi hati? Sebenarnya bukan karena harta, pengetahuan, kecantikan yang dimilikinya namun semata-mata hanya karena dia sudah lupa Tuhan. Lupa dari mana asal berkat yang diterima di dalam hidupnya. Lupa bahwa apa yang dimilikinya adalah fana, dan itulah yang menjadi awal kehancuran. Dengan demikian congkak atau tinggi hati adalah bukti bahwa seseorang tidak takut akan Tuhan, dan itu juga kekejian bagi Tuhan (ay.5) sehingga Tuhan sendiri yang akan merendahkan orang itu (Mat.23:12). Saudara marilah kita melihat bahwa setiap manusia lahir tanpa membawa apa-apa ke dunia ini, dan mati juga tidak akan membawa apa-apa; sehingga tidak ada yang kita miliki yang menjadikan kita congkak atau tinggi hati. Bagaimana pun kekayaan kita, kepintaran, atau kecantikan yang kita miliki jadikanlah itu untuk memuji Tuhan, bukan untuk memuji diri sendiri dengan membangga-banggakannya dalam kehidupan. Selamat berkarya. Amin.

BERDOA

BERNYANYI KJ-393:1- TUHAN, BETAPA BANYAKNYA
Setiap hari rahmat-Mu, tiada putusnya:
Hendak kupuji nama-Mu tetap selamanya
T’rima kasih ya, Tuhanku atas keselamatanku!
Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi!

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin

KETAATAN MARIA


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE-581: 1 Sangap Di Jahowa
Sangap di Jahowa na sun timbul i, Balga ni holongNa ndang tarasam i, Di lehon Anak-Na na sasada i, manobus hita jolma pardosa i. Puji ma Debata ale manisia, Las roham las roham somba ma Debata. Dapothon Jahowa na sun timbul i, Marhite Anak-Na Tuhan Jesus i.

PEMBACAAN FIRMAN
Wahyu 3: 19-4:8 (Pagi) Zakaria 13:1-9(Malam)

RENUNGAN HARIAN, Kamis 30 Nopember 2017
Lukas 1.28
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

KETAATAN MARIA
Kadang-kadang tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita terasa berat dan tidak menyenangkan sehingga kita suka mencari cara dan alasan untuk ‘meninggalkannya dengan diam-diam.’ Apakah orang yang benar-benar beriman boleh melarikan diri dari tugas yang sudah dipercayakan kepadanya? Tidak. Mereka adalah orang yang taat dan selalu terbuka terhadap kehendak Tuhan. Maria dengan taat dan penuh iman menerima tugas yang dipercayakan Allah kepadanya untuk mengandung, melahirkan dan menjadi ibu Yesus.

Allah telah merencanakan semuanya sejak semula. Allah telah mempersiapkan Maria sejak kelahirannya, di mana ia dikandung dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang takut akan Allah, sehingga pada saatnya Allah menyatakan kehendak-Nya melalui Malaikat Gabriel. Pemberitahuan malaikat bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki tentu saja membuatnya terkejut. Bagaimana mungkin melahirkan tanpa bersuami? Akan tetapi, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bila ia dipilih untuk melahirkan Mesias, itu merupakan kasih karunia Allah (ay. 28, 30). Maka meskipun peristiwa ini dapat menjatuhkan nama baiknya sebagai seorang gadis, tidak ada bantahan terlontar dari bibirnya. Maria dengan penuh iman menyatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38). Yang terucap adalah kalimat kepatuhan agar rencana Allah digenapi melalui dirinya. Ketaatan ini muncul karena kesadaran bahwa dirinya adalah hamba Tuhan. Kepatuhan dan keterbukaan Maria pada kehendak Allah menjadi teladan bagi kita. Namun bukan berarti bahwa ia harus diagungkan melebihi manusia lain dan disamakan seperti Tuhan. Ketaatan Maria menjadi pintu keselamatan manusia, melalui kelahiran Kristus, untuk itu marilah kita mencari kehendak Allah dalam hidup kita. Amin.

BERDOA

BERNYANYI – KJ-5 :1 – Tuhan Allah Nama-Mu
Tuhan Allah nama-Mu, kami puji dan masyhurkan; Isi dunia sujud, di hadapan-Mu ya Tuhan! Bala sorga menyembah. Dikau khalik semesta!

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin

AKU MAU DIAM BERSAMAMU


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE-10:4 Hupuji, Hupasangap Ho
Tongtong pasangaponku Ho saleleng au mangolu; Paratarataonku do barita ni goarMu. Pamatang dohot tondingki ingkon mamuji sangapMi. Pinuji ma goarMu.

PEMBACAAN FIRMAN
Wahyu 3: 7-18 (Pagi) Yehez. 34: 17-31 (Malam)

RENUNGAN HARIAN, Rabu 29 Nopember 2017
Yeremia 7.3
Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah lang-kahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.

AKU MAU DIAM BERSAMAMU
Di masa Nabi Yeremia, bangsa Yehuda mempunyai kehidupan dua sisi yang bertolak belakang. Sisi pertama adalah hidup yang senantiasa beribadah. Sisi yang kedua adalah praktik hidup curang yang tidak adil, penindasan pada orang asing/anak yatim/janda bahkan kegiatan penyembahan berhala (Yer.7:3;5-10). Kegiatan beribadah di bait Allah berjalan rutin dalam sukacita, namun dalam keseharian umat hidup bebas mengikuti kehendak hatinya sendiri. Gaya hidup angkuh dan perbuatan tidak bermoral menjadi pemandangan sehari hari. Lewat ibadah, para Pelayan Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan sehingga umat merasa terhibur dan bersukacita. Diluarnya umat terlihat bahagia dan baik-baik saja tapi dalam batinnya mereka tertekan dan menderita. Lambat laun arus hidup duniawi menyeret mereka sehinga tersesat dan semakin jauh dari Allah.Bahkan Allah, enggan hadir dalam ritual ibadah yang mereka selenggarakan.

Di kehidupan modern yang cepat dan serba gemerlap saat ini mungkin kitapun telah terjebak dalam hidup bergereja yang saleh dan kesehariannya kita hanya memikirkan keuntungan sendiri, tidak perduli orang lain bahkan melakukan apa-apa yang jahat pada sesama atau berlaku kompromi dengan praktek berhala. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita, bahwa Allah hanya berkenan dan mau hadir diam dalam sebuah Ibadah yang di selenggarakan oleh umat yang mempraktekan hidup yang adil dan berlaku kasih pada sesama. Kekudusan umatNya bukan hanya di ibadah tapi juga ditandai perbuatan adil dan kasih pada sesama. Mengasihi Allah, hidup berkeadilan dan tolong menolong adalah sikap dan perbuatan yang Tuhan inginkan dari tiap kita. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati dan menguduskan Ibadah kita. Amin.

BERDOA

BERNYANYI KJ-406:1 – Ya Tuhan bimbing aku
Ya Tuhan bimbing aku di jalanku, sehingga ‘ku selalu bersama-Mu. Engganlah ‘ku melangkah setapak pun, ‘pabila Kau tak ada di sampingku.

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin

KEMERDEKAAN YANG SEJATI


PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin.

BERNYANYI BE-462:1 Ale Tondi Parbadia
Ale Tondi Parbadia sai songgopi hami on. Rohanami ma paria lao mamuji Ho tongtong. Ho tongtong, Ho tongtong, lao mamuji Ho tongtong.

PEMBACAAN FIRMAN
Why. 2: 24-3:6 (Pagi) Yeh. 34: 11-16 (Malam)

RENUNGAN HARIAN, Selasa 28 Nopember 2017
Roma 6.18
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

KEMERDEKAAN YANG SEJATI
Pengertian kata ‘Merdeka’ identik dengan kebebasan. Akan tetapi kebebasan yang tidak disertai dengan tanggung jawab justru tidak baik. Kita yang telah lahir baru pasti telah mengalami kemerdekaan dari perhambaan dosa. Akal budi kita telah dibaharui oleh Roh Kudus. Dari yang tadinya berpikir dan berkehendak hanya untuk kesenangan daging, sekarang kita mengerti perbuatan sia-sia tersebut justru akan mendatangkan malapetaka. Kesadaran akan akibat dosa mendatangkan maut, telah membawa kita untuk menaklukkan diri kepada kebenaran.
Sebagian orang mungkin alergi dengan istilah ‘hamba’ meski terhadap kebenaran.. Sekalipun kita adalah hamba kebenaran, sesungguhnya tidaklah menawan kemerdekaan kita. Kemerdekaan kita dapat dibuktikan dengan kehendak bebas yang ada pada kita. Walau seharusnya kita tunduk dan taat untuk melakukan kebenaran, bukankah kita masih sanggup melawannya dengan berbuat sesuka hati kita. Sangat berbeda ketika kita masih hidup dalam belenggu dosa. Saat itu kehendak bebas kita tertawan sehingga kita buta akan kebenaran.

Hari ini, sebagai orang-orang yang telah mengalami kemerdekaan dari dosa, sebagai orang-orang yang telah lahir baru, pergunakan kemerdekaan hidup kita dengan bertanggung jawab. Sudah tentu, untuk menjadi hamba kebenaran bukanlah instan. Bukanlah sesuatu yang sekali dilakukan langsung jadi. Ini merupakan proses seumur hidup. Ada jatuh bangun, ada air mata, ada kesusahan, juga ada kejenuhan. Tetapi bila kita terus melangkah maju bersama dengan Tuhan, pada akhirnya kita akan menjadi hamba kebenaran yang berkenan di hati Tuhan. Amin.

BERDOA

BERNYANYI KJ-355:1 Yesus Memanggil
Yesus memanggil, ”Mari seg’ra!” Ikutlah jalan s’lamat baka; jangan sesat, dengar sabda-Nya, ”Hai marilah seg’ra!” Sungguh nanti kita ’kan senang, bebas dosa, hati pun ten’tram; bersama Yesus dalam terang di rumah yang kekal.

DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin