Keluaran 33: 1-6
Indahnya hidup ini, bukan karena apa yang kita capai, tapi bersama siapa kita mencapainya. Di sinilah seharusnya kita mengukur apa arti kegagalan ataupun kesuksesan hidup kita. Sukses bukan hanya masalah apa yang sudah kita capai, tetapi sukses adalah ketika kita boleh tetap berjalan bersama dengan Tuhan. Sehingga waktu kita mencapai yang kita inginkan, kita boleh tetap ingat Tuhan yang telah menolong kita, dan sekalipun kita gagal untuk mencapainya, tetap ingat bahwa Tuhan mengasihi kita dan ada bersama kita. Itulah kesuksesan yang sejati. Sebaliknya, kegagalan adalah ketika kita hidup tanpa Tuhan. Meskipun kita mencapai segala sesuatu yang kita inginkan, tetapi jika Tuhan tidak ada di dalamnya, semuanya hanya sia-sia belaka. Itu berarti relasi kita dengan Tuhan seharusnya menjadi prioritas penting dalam kehidupan orang percaya. Hal ini diwujudkan dalam kerinduan untuk taat kepada kehendakNya melalui membaca dan merenungkan FirmanNya setiap hari. Ingat, meskipun kita telah mencapai segala sesuatu yang kita inginkan, tetapi jika Tuhan tidak ada di dalamnya, semuanya hanya sia-sia belaka.
Tuhan itu kudus, Ia marah jika umat-Nya tidak hidup dalam kekudusan. Jika ada umat-Nya menyembah Allah yang lain Tuhan akan murka. Tetapi Tuhan tetap mengingat perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Umat Israel tetap masuk ke dalam tanah Perjanjian tetapi Tuhan menyatakan bahwa Ia tidak akan berjalan di tengah-tengah mereka, karena mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Berkat dan kutuk Tuhan nyatakan dalam 1 kalimat. Berkatnya adalah mereka akan masuk ke negeri yang penuh susu dan madu; kutuk-Nya tetapi Ia tidak akan menyertai mereka!.
Mendengar ancaman yang mengerikan bangsa Israel berkabung {ay. 4}. Mereka tidak mau memakai perhiasan. Itu belum cukup. Tuhan mengulang lagi, “Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaat pun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu.” {ay. 5}. Mendengar pernyataan Allah melalui Musa, umat Israel menjadi takut karena Tuhan tidak mau menyertai mereka. Mereka mengerti satu hal yaitu percuma kita dapat semua berkat Tuhan tetapi Tuhan tidak mau menyertai. Ini adalah kecelakaan paling besar. Jika Tuhan melepaskan kita untuk melakukan apa yang kita mau, celakalah kita.
Untuk itu berbahagialah jika Tuhan masih mau memakai orang lain untuk menyatakan kesalahan kita dan betapa mengerikan jika Tuhan sudah tidak mengakui kita sebagai umat-Nya lagi. Untuk itu kita harus menyadari segala kesalahan dan dosa kita, jangan kita menjadi tegar tengkuk. Jika kita mau bertobat maka Tuhan pasti mengampuni kita. Sebagaimana dikatakan dalam Kisah Para Rasul 3:19, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” Amin.
(Pdt. Ricky P. Tambunan)