Keluaran 33:12-17
Setelah Bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, maka Allah kembali menuntun bangsa Israel ke tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Dalam perjalanan ke Tanah Perjanjian bukanlah perjalanan yang mulus dan aman tetapi perjalanan yang sangat panjang yang mengalami banyak tantangan, ancaman dan bahaya, seperti adanya musuh dari bangsa sekitarnya yang berusaha untuk menaklukkan mereka, demikian juga dalam perjalanan sangat melelahkan dengan terik matahari, hujan, kurang air, kurang makanan dan beberapa penyakit yang mereka alami. Tetapi yang menarik adalah selama diperjalanan Allah tidak pernah meninggalkan mereka sebagai umat pilihanNya, Allah selalu setia untuk mengasihi, menyertai dan menuntun mereka selama di perjalanan. Bahkan mereka sebelum keluar dari perbudakan Mesir, Allah sudah mendengar seruan mereka: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu di tanah Mesir dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke sesuatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Keluaran 3 : 7-8a). Baik Musa maupun bangsa Israel sudah benar-benar merasakan kasih karunia Tuhan dan penyertaanNya bagi mereka, tetapi karena mereka masih dalam perjalanan ke tanah perjanjian, Musa masih meminta petunjuk dan pernyertaan selama di perjalanan. Ternyata permintaan Musa ini didengar oleh Allah, dimana Allah berfirman :
Baik Musa maupun bangsa Israel sudah benar-benar merasakan kasih karunia Tuhan dan penyertaanNya bagi mereka, tetapi karena mereka masih dalam perjalanan ke tanah perjanjian, Musa masih meminta petunjuk dan pernyertaan selama di perjalanan. Ternyata permintaan Musa ini didengar oleh Allah, dimana Allah berfirman : Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu (ayat 14). Hal ini juga sudah difirmankan Allah setelah keluar dari perbudakan Mesir, sebagaimana Allah berfirman: “Kamu sendiri telah melihat apa yang kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu diatas sayap raja wali dan membawa kamu kepadaKu. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjianKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi (Keluaran 19:4-5). Musa dan bangsa Israel sangat menyadari keterbatasan, kekurangan, kelemahannya selama diperjalanan, karena itu mereka tidak mengandalkan akan kuasa, kepintaran, kekuatan yang mereka miliki, tetapi benar-benar menyerahkan diri hanya kepada Tuhan, agar Tuhan menuntun dan campur tangan dalam segala perjalanan yang mereka alami.
Demikian juga dalam perjalanan hidup kita di tahun 2019 ini, yang pasti sudah ada rencana apa yang harus kita lakukan di tahun ini, baik secara pribadi, keluarga, gereja, dan bangsa kita ini. Tentu dalam rencana dan tugas-tugas yang kita lakukan tahun ini bukan selamanya bisa menjalani dengan mulus dan rata tetapi selalu ada hambatan, tanah yang berbatu-batu, bukit yang terjal yang kita alami, yang membuat kita bisa tidak bedaya. Karena itu penting kita mencontoh kehidupan Musa dan bangsa Israel yang meminta pertolongan dan petunjuk dari Tuhan menuju tanah perjanjian.
Marilah kita percaya dan mempercayakan diri hanya kepada Tuhan dan menyerahkan segala rencana kita kepadaNya agar Tuhan campur tangan dan menuntun perjalanan hidup kita di tahun ini. Kiranya Tuhan menyertai dan menolong kita dalam segala aktifitas yang kita lakukan. Amen.
Pdt. Rahmat Lumbantobing