KEBENARAN DAN DUSTA


❶ PERSIAPAN
Persiapan, pembagian tugas
Saat teduh

❷ BERNYANYI
BE No. 102: 5. O TONDI PARBADIA I BONGOTI
Ho batu mamak na togu na tau ojahan situtu, paojak rohanami tu hata hasintongan I.
Tung unang olo lilu be nang sada sian hami. Lehon roha na tumogu, na umburju manggoari Jesus Kristus Tuhannami

❸ PEMBACAAN FIRMAN
Pagi: 1 Rajaraja 17:1-16
Malam: Efesus 5:1-14

❹ RENUNGAN
AMSAL 12:19
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selamalamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.

Lidah merupakan indera pengecap, disaat makan berfungsi untuk mengatur penempatan makanan yang dikunyah. Lidah juga merupakan organ yang membentuk vocal sehingga kita dapat berkomunikasi dengan kata-kata yang baik. Lidah terdiri dari otot daging yang dilapisi dengan lendir untuk memudahkan pergerakannya. Begitu juga dengan “Bibir” merupakan alat dalam pencernaan makanan dan alat untuk berkomunikasi dalam membentuk kata-kata sehingga mudah untuk diartikan. Nah! Bibir dan Lidah adalah sama sama organ mulut yang salah satunya berfungsi sebagai alat berkomunikasi. Dalam berkomunikasi manusia dapat berkata-kata dalam kebenaran dan juga dapat mengeluarkan kata dusta. Kebenaran merupakan lawan dari kebohongan (dusta). Vocal yang terbentuk menjadi kata-kata (kalimat) keluar hanya dari mulut dan lidah kita. Sepenggal lirik lagu “Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata”, sungguh kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi fitnah, menghina, meremehkan dan bohong (dusta). Namun daripada itu lidah dan mulut dapat mengeluarkan kata-kata yang meneguhkan, menyejukkan dan mampu berkata-kata dalam perkara besar dan mengatakan kebenaran. Oleh karena itu, nas hari ini mengajak kita untuk tidak sembarangan mengeluarkan kata-kata. Bila kita mengeluarkan kata-kata dusta, hal itu tidaklah disukai oleh siapapun. Kebenaran akan mendatangkan kebaikan, orang yang menggunakan lidah dan bibir dengan baik akan mengeluarkan kata- kata yang mengandung kebenaran, setiap perkataan yang benar akan dikehendaki oleh setiap orang dan kata-kata dalam kebenaran tak seorangpun yang akan meragukannya karena memenuhi pembuktian yang benar dan dapat diyakini sehingga orang akan percaya.

Saudara seiman yang terkasih dalam Kristus Yesus! Nas hari ini mengajak kita agar mempergunakan mulut dan lidah kita bukan untuk berdusta melainkan mempergunakannya untuk mengatakan kebenaran. Menggunakannya untuk bersaksi tentang “Kebenaran”, karena kebenaran yang hakiki hanya datang dari Tuhan Allah. Janganlah perkataan kita mendatangkan kutuk bagi orang lain, namun mari kita pergunakan untuk menjadi saluran berkat melaui perkataan kita. Sehingga melalui mulut dan lidah kita menjadikan “Kebenaran” Firman Allah akan menjadi Terang bagi dunia.

AMIN.

❺ BERDOA
Kesehatan bagi garda terdepan pandemi Covid-19
Berhikmat dalam mengatasi pandemi Covid-19
Berkat kesehatan bagi dunia

❻ BERNYANYI KJ. No. 450:1. HIDUP KITA YANG BENAR
Hidup kita yang benar haruslah mengucap syukur. Dalam Kristus bergemar; janganlah tekebur.
Dalam susah pun senang; dalam segala hal. Aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendakNya!

LAKUKANLAH KEADILAN DAN KEBENARAN


(Yeremia 22: 1 – 9)

Selamat hari minggu bagi kita semua!

Saudara/i yang terkasih. Setelah kita baca teks khotbah minggu ini, kita diingatkan bahwa hukuman merupakan salah satu bentuk cinta kasih Allah kepada umat pilihan-Nya. Penghukuman Tuhan sebenarnya bermaksud baik, yaitu menjadi sebagai jalan yang akan membawa pada kesadaran akan dosa dan membimbing pada pertobatan. Tetapi hukuman yang Allah jatuhkan kepada Yehuda pada zaman Yoyakim justru bertujuan membalaskan dengan adil segala kejahatannya. Kejatuhan Yehuda adalah bentuk penghukuman Tuhan dan ini dinilai sebagai akibat dosa para pemimpin, khususnya tiga raja terakhir sebelum Zedekia, yaitu Salum (Yoahas), Yoyakim, dan Konya (Yoyakhin).

Keadilan dan kebenaran yang merupakan kehendak Tuhan telah diinjak-injak. Para penguasa melakukan pemerasan, merampas hak orang miskin, menindas orang asing, anak yatim, dan janda. Bahkan pengadilan menghukum dan membinasakan orang yang tidak bersalah. Para pemimpin juga hanya mengejar keuntungan dan melupakan tanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Akibatnya rakyat tertindas dan sengsara. Semua ini jahat dalam pertimbangan Tuhan, karenanya Ia akan menyerahkan umat-Nya kepada para musuh mereka. Bangsa itu, khususnya para pemimpin mereka, akan hidup menderita dan terbuang dari Tanah Perjanjian. Hukuman yang tak dapat dihindari, kecuali dengan pertobatan para pemimpin dan seluruh umat. Keadilan dan kebenaran harus ditegakkan, penindasan dihapus. Bukan hanya pelanggaran moral dan spiritual membuat Allah murka, pelanggaran sosial pun menyakiti hati Allah.

Dewasa ini negara kita dilanda oleh berbagai bencana. Bukan tidak mungkin bahwa bencana alam itu berhubungan dengan bencana-bencana sosial-politik, ulah para petinggi yang jahat. Tuhan menghendaki keadilan dan kebenaran dalam hidup umat-Nya. Mengenal Dia berarti melakukan keadilan dan kebenaran dalam hidup sesehari. Pesan ini berupa kritik sosial yang sangat keras dari Yeremia, sampai-sampai istilah yang dipakai: pemeras, penindas dan menumpahkan darah. Itulah perilaku, sikap dan tindakan dari pihak istana kepada rakyat. Itu semua istilah yang menggambarkan kekerasan dan ketidakadilan. Situasi yang sudah pada titik rawan, bahwa penghuni istana bukan lagi pelindung masyarakat, tetapi pelaku-pelaku kekerasan, penindasan dan pemerasan. Situasi ini harus dihentikan, dan raja harus melakukan reformasi dengan segera dengan melakukan keadilan, kebenaran, menghentikan pemerasan. Juga membela hak yatim, janda dan orang kecil. Hanya itu satu-satunya jalan keluar dari situasi ini; jika tidak, istana di Yerusalem akan menjadi reruntuhan dan tinggal puing belaka. Itulah sebabnya Yeremia mengatakan dalam Yeremia 22: 5 “Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diri-Ku, demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan.” Itulah keberanian Yeremia menyampaikan pesan dan kritik sosial ke istana. Suara nabiah disampaikan tanpa takut terhadap raja, karena pesan itu adalah bersumber dari Allah dan Allah sendiri yang mengutusnya. Pesan yang disampaikan adalah kesempatan baik bagi istana untuk menyelamatkan raja dan segenap umat dari ambang kehancuran. Tuhan Allah menolong kita untuk melakukan keadilan dan kebenaran dalam hidup keseharian kita. Amin.

Cawan Keselamatan


PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI BE No. 267: 1. O TUHAN SULINGKIT MA AU
O Tuhan sulingkit ma au Sondangi rohangku tangkas
Gogongku soada di au, tu Ho au paringgas, tu Ho au padonok, di Ho nama au!

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Yohanes 13:31-35
▪ Malam : Mazmur 116:1-9

RENUNGAN
Matius 26:39b
Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

Cawan Keselamatan

Membayangkan akan terjadinya suatu penderitaan dalam hidup kita sungguh mendatangkan rasa takut yang mendalam sehingga kita ingin menghindarinya. Sebagai contoh kecil, ada banyak orang menolak untuk divaksin Covid-19 hanya karena takut disuntik walaupun itu diperuntukkan untuk kesehatannya sendiri. Pertanyaannya, adakah seseorang bersedia melalui sebuah penderitaan dalam hidupnya tanpa alasan benar? Tentu jawabannya tidak ada. Seorang Ibu sedia menderita saat melahirkan tentu karena ada alasan bahwa dia akan memberikan keturunan dan membahagiakan hatinya.

Perjuangan Yesus saat akan menghadapi penyaliban tentu tidak sama dengan saat seorang Ibu yang akan melahirkan. Saat itu situasi dikuasai oleh hukum Romawi dan pemberlakuan hukuman-hukuman bahkan dengan cara sadis bila seseorang diketahui melakukan kejahatan atau bertentangan dengan penguasa dan Imam. Hukuman rajam, disiksa dan digantung di kayu salib merupakan hukuman yang siap menanti orang yang melakukan kejahatan berat atau bertentangan dengan Raja. Letak permasalahannya adalah, Yesus datang justru menyampaikan berita tentang kerajaan Allah dan rahasia keselamatan, yang bertentangan dengan Imam Besar dan Raja. Allah sesungguhnya tidak menginginkan kematian orang berdosa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Oleh karena itu Yesus dipaksa untuk berhenti menyampaikan rahasia Kerajaan Allah dan keselamatan itu. Ia difitnah, disiksa dan diancam untuk disalib. Inilah cawan penderitaan itu. Namun Yesus memilih untuk mengikuti kehendak Allah Bapa-Nya, walau harus melalui penyaliban sekalipun, dari pada berhenti menyampaikan berita keselamatan itu. Kini cawan penderitaan itu sudah berubah menjadi cawan keselamatan. Pesan keselamatan inilah yang menjadi alasan mengapa Yesus sedia menerima cawan penderitaan itu. Masihkah ada yang ragu bahwa Keselamatan itu adalah milik orang yang percaya kepada Kristus Yesus? Salib Kristus telah membuktikan bahwa keselamatan itu adalah kehendak Bapa di surga untuk semua manusia, milikilah. Amin.

BERDOA
▪ Ibadah Minggu
▪ Orang tua yang berhikmat
▪ Anak sekolah

BERNYANYI KJ. No. 10: 2, PUJILAH TUHAN, SANG RAJA
Pujilah Tuhan, segala kuasa pada-Nya! Sayap kasih-Nya yang aman mendukung anak-Nya! Tiada terp’ri yang kepadamu di’bri tidakkah itu kau rasa?

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.

LOYALITAS TOTAL


Sabtu, 20 Maret 2021
PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI BE. No. 495: 1, MARINGAN DO DI SURGO I
Maringan do di surgo i, Amanta na sun gogo i, :,: Sai diranapi sian i sudena langkalangkangki:,:

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Habakuk 3:2-13
▪ Malam : Yohanes 12:1-11

RENUNGAN:
Yohanes 6:38
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

Seorang moralis Inggris yang terkenal John Emerich Edward Dalberg Acton atau yang lebih dikenal sebagai Lord Acton (1833-1902) pernah mengatakan “Power tends to corrupt, but absolute power corrupts abosolutely” dan sepertinya ini sangat menjawab legacy penyimpangan kekuasaan oleh manusia. Pada dasarnya tiap kuasa yang dimiliki oleh manusia memiliki hirarki pendelegasian, berjenjang hingga semuanya tidak lain berasal dari sang mahakuasa Allah itu sendiri.

Situasi yang dihadapi Yesus saat itu adalah, pertanyaan dan keraguan orang banyak perihal kuasa yang Dia miliki. Mereka masih tidak percaya dan menuntut legalitas atau tanda yang menunjukkan bahwa Ia adalah pengemban tugas dari Allah (ayat 30). Dengan kuasa yang dimiliki oleh Yesus yang daripada Bapa-Nya, Ia tidak menunjukkan sedikitpun akan menyalahgunakan kuasa atau tugas tersebut dengan menyatakan kebesaran-Nya dihadapan orang banyak. Dengan gamblang Yesus menyampaikan bahwa Ia-lah yang disahkan oleh Allah dengan materai-Nya sebagai perantara bagi kehidupan yang kekal (ayat-27). Yesus menunjukkan loyalitas total kepada Allah yang mengutus-Nya melalui gambaran kesetiaan bahwa pengutusan-Nya adalah penugasan dan kehendak Allah.

Tidakkah kita juga harusnya merefleksikan teladan Kristus dalam hidup kita? Bahwasanya perantauan kita di tempat yang fana ini adalah untuk mengemban amanat agung Kristus sebelum Ia naik ke sorga (Mat 28:20) untuk memberitakan injil sudah kita lakukan melalui upaya nyata dalam tiap aspek kehidupan kita? Semoga Tuhan menguatkan kita, Amin.

BERDOA
▪ Ucapan Syukur atas kasih Allah sepanjang minggu ini
▪ Pelayan dan pelayanan ibadah minggu
▪ Jemaat semakin tekun beribadah

BERNYANYI KJ No. 395 : 1. BETAPA INDAH HARINYA
Betapa indah harinya saat kupilih Penebus. Alangkah sukacitanya, ‘ku membritakannya terus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku. ’Ku diajari Penebus berjaga dan berdoa ’trus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku.

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.

TUNTUNAN ALLAH


Jumat, 19 Maret 2021
PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI
BE. No. 501: 1, SAI DITOGUTOGU JESUS
Sai ditogutogu Jesus tondingki na gale i. Asa unang be au ganggu di panoguan-Na i.
Maradian do rohangku, molo huhaposi i. Nang sitaonon dipasonggop, sai jonok do Tuhanhi:,:

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Keluaran 30:1-10
▪ Malam : Ibrani 4:14-5:4

RENUNGAN:
Mazmur 32:8
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberikan nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.

Suatu ketika di depan rumah kami ada seorang ayah yang dengan tekun dan fokus perhatiannya tertuju kepada seorang anak yang kelihatannya baru belajar mengendarai sepeda. Sesekali anak itu berhenti dan hampir terjatuh dan seakan mengharapkan pengertian akan kegagalannya. Seketika terdengar suara sang ayah memberikan dorongan semangat dan memberikan petunjuk setiap kali si anak melakukan kesalahan, berlari di sampingnya serta dengan sigap menangkapnya dari sepedanya agar ia tidak jatuh terjerembab ke tanah. Tidak sedetikpun sang ayah luput perhatiannya dari sang anak.

Sebagai manusia, raja Daud juga tidak luput dari kegagalan menjalankan petunjuk dari Tuhan. Terkadang ia melakukan cara yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan pada akhirnya ia terjatuh. Tetapi Allah menunjukkan kasih setia-Nya, dengan penuh kasih mengingatkan kembali Daud melalui para nabi agar ia kembali berjalan di jalan Tuhan. Peringatan (petunjuk) dari Tuhan tidak serta merta membuat Daud patah semangat. Ia justru menggambarkan kebahagiaannya akan setiap pertolongan dan pengampunan Allah takkala dia terjatuh, ia percaya, bahwa tiap dosa (kesalahan) yang dilakukannya (ayat 5) tidaklah tersembunyi dari Allah, karena mata-Nya selalu tertuju kepadanya.

Demikian juga dengan kita, setiap tindak-tanduk kita tidaklah tersembunyi dari Allah. Ia yang Omniscient mengetahui semuanya dan dengan setia menuntun siapa yang meminta kepada-Nya. Oleh karena itu, selalulah mengandalkan petunjuk dari Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Amin.

BERDOA
▪ Damai di Indonesia
▪ Hati yang benar bagi para peminpin
▪ Takut akan Tuhan

BERNYANYI
KJ No. 393 : 1. TUHAN, BETAPA BANYAKNYA
Tuhan betapa banyaknya berkat yang Kau beri Teristimewa rahmatMu dan hidup abadi.
T’rima kasih, ya Tuhanku atas keselamatanku! Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi.

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.

HAKEKAT PERTOBATAN


Kamis, 18 Maret 2021

PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI BE No. 372:1, ROHANGKU SAI HALASHON MA
Rohangku sai halashonma sude na sian Debata, luhut denggan basa-Na.
Sai tatap hauma i sude, nang porlak dohot tombak pe; na uli do rupana, nauli do rupana.

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Yesaya 30:15 – 18
▪ Malam : Ibrani 4:1-13

RENUNGAN
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Matius 3:8

Pertobatan (repentance: English) adalah sebuah istilah teologis yang mendeskripsikan tentang sebuah tahapan atau proses berpaling dari dosa. Di dalam Perjanjian Lama, kata bertobat identik dengan kembali dari kemurtadan (Yeremia 3:11,14). Tindakan bertobat juga dapat didefenisikan sebagai upaya berbalik arah (U-turn) dari jalan hidup yang dijalani saat ini. Dalam konteks keimanan, seseorang tidak dapat mengatakan dirinya telah mengalami pertobatan jika jalan hidupnya masih tidak sejalan dengan kehendak Kristus. Ada semacam ukuran atau patokan atau kriteria akan pertobatan yaitu kebaharuan kehidupan rohani, karena pertobatan itu sendiri adalah karya ilahi dimana jika seseorang telah bertobat -baca berbalik kepada Allah, tercermin suatu tindakan, perbuatan pribadi plus campur tangan Allah.

Kitab Ratapan 5:21 menyatakan orang berdosa bertobat kepada Allah jika Allah membawa orang itu kepada pertobatan. Lihatlah, bagaimana Allah juga berkarya dalam pertobatan Daud yang menegornya melalui nabi Nathan, ada inisiatif dan upaya Allah didalammnya. Ketika mengakui dosa, kita perlu mengundang Allah untuk campur tangan dan berkarya dalam keinginan pertobatan itu, karena roh memang penurut tetapi daging lemah (Mat 26:41). Kita diingatkan untuk selalu berjaga-jaga agar tindakan pertobatan yang dilakukan tidak menjadi sia-sia dan kembali jatuh kedalam pencobaan alias dejavu repentance -kita merasa telah menjadi manusia baru dalam pertobatan, padahal kita sebenarnya merasa masih berada dalam kondisi yang sama dengan sebelumnya.

Jika demikian adanya, pertobatan hanya akan berhasil jika Allah juga berkarya dan kita undang untuk terlibat serta Allah juga berkenaan untuk terlibat. Sehingga hakekat pertobatan memiliki sebuah tujuan yaitu harapan adanya sebuah pengampunan dari Allah agar dosa kita dihapuskan (Kis 3:19) dikabulkan Allah. Pada akhirnya, refleksikanlah pertobatan yang sudah terjadi dalam hidup kita sesuai dengan buah-buah roh yang tampil dari setiap tindakan jasmani dan spritual kita. Amin

BERDOA
▪ Ibadah Minggu
▪ Orang tua yang berhikmat
▪ Syukur atas berkat

BERNYANYI KJ. No. 27: 2, MESKI TAK LAYAK DIRIKU
Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela, darahMulah pembasuhnya; ‘ku datang, Tuhan, padaMu.

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.

Disadur dari Buku Ibadah Harian
EIDISI KE 48. BULAN MAR APR 2021 | KAMIS , 18 MARET 2021

MENANG MENGHADAPI COBAAN


Sabtu, 6 Maret 2021

PERSIAPAN
• Persiapan, pembagian tugas
• Saat teduh

BERNYANYI BE No. 672:3. TUNG GODANG SITUTU
Alani i boan ma sondang na tiur i. Boan ma hata ni Tuhan i.
Sai urupi na pogos na mardangol i.
Asa ro tu Jesus Tuhanta i. Sai patupa ma i ala ni Tuhan i.
So mangkirim balosna tu ho.
Debata do marnida na niulami.
Manang na adong parbue ni i.

PEMBACAAN FIRMAN
▪ Pagi : Keluaran 19: 21-25
▪ Malam : Markus 9: 2-8

MENANG MENGHADAPI COBAAN
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Yakobus 1: 17

Pasal 1 dari Surat Yakobus ini menggambarkan karakter yang harus dimiliki oleh orang Kristen antara lain bersyukur dalam segala hal, beriman teguh, tahan menghadapi cobaan, tidak bergantung pada harta duniawi dan melakukan firman Allah. Di Yakobus 1: 12-15, Yakobus mengingatkan kita supaya jangan berpikiran bahwa cobaan datangnya dari Allah melainkan datang dari keinginan kita sendiri. Di Yak 1: 16 dengan tegas Yakobus mengatakan agar kita jangan sesat dengan pikiran yang demikian dan jangan sesat dengan keinginan kita sendiri. Kalau kita renungkan kehidupan kita masing-masing, dapat kita simpulkan bahwa acap kali kita jatuh didalam menghadapi cobaan, baik dalam hal-hal yang kecil seperti sering tidak tepat waktu sampai ke hal-hal seperti malas beribadah atau membaca firman Tuhan. Kita punya banyak alasan untuk menjelaskan mengapa kita gagal menghadapi cobaan, misalnya tidak ada manusia yang sempurna, semua orang melakukannya dan saya tidak tahu bahwa hal tersebut salah. Lalu, bagaimana kita mengatasi keinginan daging yang dapat menyesatkan kita? Dalam Yak 1: 17 dikatakan bahwa Allah adalah sumber anugerah yang sempurna serta Dia tetap setia dan tidak pernah berubah. Di sisi lain, sebagai manusia kita punya banyak kekurangan, untuk itu haruslah kita datang kepada Allah meminta dengan iman agar Allah menguatkan kita dan memberi kita hikmat didalam mengendalikan keinginan daging kita. Dalam Matius 26: 41, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Dengan demikian kita akan menang dalam menghadapi cobaan serta menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah, Amin.

BERDOA
▪ Ucapan Syukur atas kasih Allah sepanjang minggu ini
▪ Berkat Tuhan buat parhalado
▪ Jemaat semakin tekun beribadah

BERNYANYI KJ No. 436:1, LAWANLAH GODAAN
Lawanlah godaan, s’lalu bertekun; tiap kemenangan kau tambah teguh;
nafsu kejahatan harus kautentang; harap akan Yesus: pasti kau menang.
Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan; Ia b’ri pertolongan: pastilah kau menang.

DOA PENUTUP
Doa Bapa kami-Amin.