MENGHAYATI MINGGU INVOCAVIT


INVOCAVIT
Jouonna Ma Ahu, Jadi Alusanhu Ma Ibana

Topik: Molo Joujou Ahu, Dialusi Ho do Ahu
(Bila ku berseru, Engkau menjawab)

Warna Tutup Altar : Ratarata (Hijau)
Warna Pertumbuhan dan Kehidupan

Ev. Matius 9:27-31
Ep. Mazmur 91:14-16

MENGHAYATI MINGGU INVOCAVIT

Minggu Invocavit mengajak umat untuk menghayati momen awal puasa sebagai cara pandang padang gurun. Bahwa kita perlu melepaskan diri dari godaan yang ada, meski kondisi yang kita alami juga sedemikian berat. Dalam kondisi yang demikian kita berharap akan kemenangan atas godaan, sama seperti yang telah diteladankan oleh Yesus. Minggu invocavit juga punya tempat tersendiri dalam sejarah perkembangan gereja Protestan, khususnya di tradisi Lutheran. Di Minggu Invocavit, 9 Maret 1522, Martin Luther kembali ke Wittenberg, untuk memberikan arahan bagaimana reformasi Prostestan semestinya berjalan. Khotbahnya di hari Minggu invocavit itu, memulai delapan seri khotbah, yang menyasar beberapa isu yang ketika itu menjadi perdebatan di jemaat Wittenberg. Khotbah Luther terkait keselamatan individual, penggunaan gambar dan patung dalam ibadah, sakramen serta sejumlah isu lain telah meletakkan dasar untuk ajaran dan praktik gereja Lutheran dan beberapa kelompok Protestan lain.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s