PANGGILAN BERIBADAH
Kita hidup oleh belas kasihan Tuhan, karena itu marilah kita beribadah dan memuji nama-Nya setiap hari. Amin
BERNYANYI BE-10:1 Hupuji, Hupasangap Ho
Hupuji hupasangap Ho, Amang pardenggan basa. Ai jadijadianMu do, sude angka na masa.
Di tompa Ho do sasude, doginghu ro di tondi pe. Pinuji ma GoarMu.
PEMBACAAN FIRMAN
Mat. 7:24-27 (Pagi) Yer. 14:1-6 (Malam)
RENUNGAN
Yesaya 12:2-3
Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
OASE DI TANAH KERING
Beberapa orang ibu sedang berkumpul di teras rumah, mereka berdiskusi dengan asyiknya mengenai cara mendidik anak. Tiba-tiba anak yang empunya rumah, yang berusia 7 tahun menumpahkan susu miliknya dengan sengaja. Ibunya datang menghampirinya dan memarahi sampai anak tersebut menangis tersedu-sedu. Karena ulah anak tersebut yang bandal, otomatis ibu yang lain ikut kesal, lalu mereka ikut serta untuk memarahi anak tersebut. Namun melihat hal tersebut, ibu sang anak menjadi kesal dengan teman-temannya, lalu terjadilah percekcokan antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Ibu yang memiliki anak ternyata tidak berterima, jika ibu yang lain ikut memarahi anaknya. Ia berkata: “hanya aku yang boleh memarahi anakku, yang lain tidak boleh”.
Melihat peristiwa tersebut aku berfikir, mungkin Allah juga memiliki sifat yang sama. Terkadang Allah marah kepada bangsa Israel bahkan sampai masuk ke dalam kategori kejam. Tetapi Allah tidak menyukai jika bangsa-Nya diperangi oleh bangsa lain. Ketika itu terjadi, Allah pasti berbalik untuk mengasihi bangsa Israel dan menghukum bangsa lain. Sifat Allah ini, sama seperti ibu yang memiliki anak dalam cerita di atas. Melalui cerita ini, kita mengetahui bahwa kemarahan Allah bukan untuk menghukum bangsa-Nya, tetapi untuk memberikan pelajaran yang berharga kepada mereka. Dari pelajaran itulah bangsa Israel akan mengetahui bahwa sesungguhnya Allah bukanlah Allah yang pemarah, tetapi justru Allah yang penuh kasih. Melalui kemarahan yang penuh kasih itulah, hari demi hari kita dibentuk menjadi pribadi yang penuh dengan kegirangan. Seperti sebuah oase di tengah tanah yang kering. Amin.
BERDOA
BERNYANYI KJ-412:2 Tuntun aku, Tuhan Allah
Buka sumber air hidup, penyembuhan jiwaku. Dan berjalanlah di muka dengan tiang awanMu. Jurus’lamat, Jurus’lamat, Kau Perisai hidupku, Kau perisai hidupku.
DOA BAPA KAMI
BERNYANYI
Amin-amin-amin.