Pentingnya menjaga Hati.


Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan”
(Amsal 4:23)

Dari sudut pandang Alkitab, “hati” adalah kata yang paling sering dipakai untuk menunjuk kepada seseorang dan kehidupannya. Hampir semua proses rohani dalam kehidupan seorang Kristen dikaitkan dengan hati. Alkitab menggunakan tiga kata yang kemudian diterjemahkan sebagai hati. Kata-kata itu adalah: Lev (PL. Bhs Ibrani). Dalam PL digunakan kata “Lev”, yang secara harafiah adalah jantung. Kata ini juga sering dipakai unutk “isi perut” yang dianggap sebagi pusat emosi, misalnya di dalam Mazmur 38:11 “jantungku berdebar-debar, kekuatanku hilang, dan cahaya matakupun lenyap dari padaku” dan Mazmur 26:2, “Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku“. Ketika nabi Yeremia berseru, “Aduh, dinding jantungku!” (Yeremia 4:19), ini bukanlah serangan jantung. Di sini “lev” terletak pada tingkat perasaan yang terdalam dan merekam tanggapan-tanggapan yang terdalam dalam kehidupan. Kardia (Bhs Yunani). Dalam PB. Digunakan kata “kardia”. Ketika rasul Paulus menggunakan kata kardia dalam: 2 Korintus 3:3, “Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia“, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Synidesis (Bhs Yunani). PB juga menggunakan kata “synidesis” untuk menunjuk hati. Secara harafiah synidesis berarti hati nurani atau suara hati.
Dari tiga tulisan tentang hati dari kata “lev”, “kardia”, dan “synidesis”, istilah hati sering digunakan untuk mengartikan manusia batiniah yang merupakan hakikat dari kepribadian seseorang yang mencakup kehidupan intelektual, kehidupan emosi, kemauan atau kehendak, dan hidup rohaninya.

Akibat buruk jika tidak bisa menjaga hati.
Hati adalah hal yang terpenting di hadapan Tuhan. Orang bisa mereka-reka untuk mengelabui manusia lain, tapi tidak dengan Tuhan. Jika hati tidak tulus dan murni, maka Tuhan akan mengetahuinya. Itu sebabnya Tuhan sangat menyukai orang jujur, karena orang jujur adalah orang yang menyatakan apa adanya sesuai dengan hatinya.
Ketika kita membaca, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan” (Ams. 4:23), hal itu memang masuk akal, akan tetapi sangat sulit dilakukan.
Setiap orang pasti memiliki hati nurani meskipun tidak dapat dideteksi dengan tepat di mana letaknya dalam organ tubuh namun hati nurani ini hidup dan bersuara. Masalahnya, ada yang peka meresponsnya, ada pula yang mengacuhkannya – semua tergantung pada si pemilik hati nurani yang tidak dapat diketahui oleh orang lain bahkan oleh orang terdekat sekalipun kecuali oleh Tuhan. Untuk itu Amsal 4:23 menasihatkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewas-padaan karena dari situlah terpancar kehidupan.” Hati harus dijaga sebab bersifat pribadi dan sangat sensitif, misal: bila kita melihat, mendengar atau berhadapan dengan sesuatu yang tidak pas, hati kita langsung merasa tidak enak/nyaman lalu kontak ke otak yang diteruskan ke mata, telinga dst.

Mengapa hati perlu dijaga dengan waspada?
Logikanya, benda-benda berharga tidak akan diletakkan sembarangan tetapi disimpan rapi dan dijaga hati-hati/waspada supaya tidak rusak atau tidak dapat berfungsi karena kadaluarsa. Bedanya, betapapun bernilainya emas dan tum-pukan uang, mereka tidak menghasilkan kehidupan tetapi hanya hati yang dapat memancarkan kehidupan.

Kalau tidak bisa jaga hati, maka kita bisa kehilangan anugerah.
1. Banyak orang tidak bisa berhasil dalam hidupnya (keluarga, pekerjaan, bisnis, studi, dst), bukan karena dia orang bodoh, akan tetapi karena dia tidak bisa menjaga hati.
2. Kita tidak bisa menguasai emosi kita, kemudian hubungan kita dengan pelanggan lama rusak, dan akhirnya kita sendiri yang rugi.
3. Kita tidak bisa menguasai hati dan emosi, kita berkelahi dengan pasangan kita atau orang tua atau anak kita, akhirnya kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita.
4. Kita tidak bisa menguasai hati, kita kompromi dengan dosa dan kita korupsi uang perusahaan, sehingga kita dikeluarkan dari pekerjaan kita.
5. Kita tidak bisa menguasai nafsu seks kita, akhirnya kita terjebak dalam pergaulan bebas, kita hamil di luar nikah, kehilangan keperawanan dan keperjakaan kita, akhirnya hidup kita kacau balau.
6. Ada banyak orang gagal yang sebenarnya pandai, tapi karena tidak bisa menjaga hatinya, akhirnya dia banyak sekali kehilangan berkat dan anugerah Tuhan. Semua yang sudah dipercayakan Tuhan kepadanya akhirnya hilang kembali. Penyebabnya sederhana: KITA TIDAK BISA MENJAGA HATI KITA.
Contoh dalam Alkitab. Simson ini adalah orang yang diurapi Allah, punya kekuatan luarbiasa, dia hancurkan ribuan tentara Filistin dengan rahang keledai, dia bertarung melawan singa dan dikalahkannya singa itu. Simson adalah orang yang luarbiasa. Kelemahannya adalah ia tidak bisa menjaga hatinya terhadap godaan. Simson jatuh hati dengan seorang perempuan bernama Delila. Setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, segala rahasia hatinya.
Simulasi. Kalau kita tidak bisa jaga hati, kita bukannya membuat situasi dan kondisi bertambah baik, tapi pasti akhirnya bertambah parah.

Coba katakan pada sebelah anda: Jaga hati!

Ayat-ayat pendukung:
a) Matius 12:33-35
“Dari buahnya pohon itu dikenal…… Karena yang diucapkan mulut meluap dari HATI. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”
b) Amsal 4:20-21
“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
c) I Samuel 16:7
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
d) Amsal 23:26
“Hai anakku, berikanlah HATIMU kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku.
e) Amsal 3:1-6
“Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu……..Percayalah kepada TUHAN DENGAN SEGENAP HATIMU, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri; Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s