Rabu Abu


Sedikit penjelasan tentang Rabu Abu.
• Rabu Abu adalah Rabu sesudah Minggu Estomihi
• Ini adalah masa pertobatan, perkabungan karena dosa, instropeksi diri, pendekatan diri kepada Tuhan.
• Tujuan Perayaan: Agar manusia menyerahkan diri kepada Tuhan dan bertobat

Dua hal Penting dalam Rabu Abu:

(1) Abu

• Abu melambangkan ‘kefanaan manusia’. Orang Kristen secara khusus diingatkan akan kefanaannya.
• Penggunaan abu terjadi pada akhir abad ke 11
• Abad ke-12 abu diambil dari daun palem yang dikeringkan sejak Minggu Palmarum setahun sebelumnya.
• Imam dan laki-laki menaburkannya di kepala dan perempuan membubuhkannya di dahi. Intinya tetap simbol penyesalan.
• Gereja Lutheran sampai saat ini:
Mengoleskan abu bercapur minyak membentuk ‘salib’ di kening dengan pesan: “Ingatlah bahwa engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19).

(2) Puasa

• Sejak abad ke-7 ditetapkan puasa 40 hari dengan mengingat 40 tahun perjalanan umat Israel, 40 hari perjalanan Elia, 40 hari puasa Yesus
• Gereja Lutheran tidak mengharuskan puasa tapi tidak melarang (Konfesi Augsburg Pasal XXVI). Yang penting: Tidak membebani hati nurani. Tidak sebagai sarana untuk memperoleh anugerah.
• Pengekangan dan pengendalian diri disegarkan.

Dalam tradisi Kristen ada 4 bentuk puasa:
1. Puasa makan dan minum, seperti saudara kita muslim.
2. Puasa berpantand darah atau daging.
3. Puasa makan kecuali air putih.
4. Puasa mengurangi porsi makan dengan menyisihkan sebagian selama 40 hari yang menjadi pemberian bakti paskah pada perayaan Paskah.

Yang penting adalah tema penyerahan diri kepada Tuhan dan pengekangan diri.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s